Skip to main content

Posts

Lastarè dan Dua Film Lainnya Membuat Situbondo Tak Lagi Sama

Foto bersama usai screening film Lastarè, Tabir, dan Wrapped di Dua Belas Space, Situbondo (fotografer: Rio Tajul Amin) Aku masih ingat malam itu, 17 Mei 2025. Langit Situbondo sedang moody , seperti menahan air mata di pelupuk. Tapi di halaman Dua Belas Space, ada harapan kecil yang sedang kami jaga agar tak larut dalam gerimis. Malam itu, aku, Uwan Urwan, bersama teman-teman dari Pintu Project, kembali membawa film pendek Lastarè berjalan-jalan. Setelah premiere di Hotel Rosali menjelang Ramadan lalu, kali ini kami ingin mengenalkan karya ini lebih luas, tak hanya sebagai tontonan, tapi juga sebagai cerminan: bahwa komunitas film Situbondo juga punya suara, punya cerita, dan punya harapan. Pintu Project Gandeng Jawara Film dan Ganesha Creative di Malam Screening Film Situbondo Screening film Lastarè, Tabir, dan Wrapped (Fotografer : Rio Tajul Amin) Dua Belas Space, kafe sekaligus ruang kerja kreatif pertama di Situbondo, menjadi titik kedua dari perjalanan film pendek Lastarè. Sebua...
Recent posts

Kamu Boleh Sibuk, Tapi Jangan Lupa Tetesin Aku

Dear Uwan Urwan, Aku tahu, kau sibuk. Pekerjaan menumpuk, deadline tak kenal waktu, dan hiburan di layar seolah menjadi pelarian. Tapi izinkan aku, matamu, menulis sepucuk surat. Surat dari organ mungil yang mungkin sering kau abaikan. Padahal, setiap hari aku menjadi jendela duniamu. Aku mengajakmu membaca, menonton, bekerja, bahkan menangis dan tertawa. Namun akhir-akhir ini, aku lelah. Kau mungkin belum menyadari sinyal yang kukirim. Mata sepet di pagi hari, perih menjelang malam, dan lelah yang tak kunjung reda. Kadang aku membuatmu berair, kadang justru terasa kering dan gatal. Itu bukan tanpa alasan. Itu adalah caraku berkata: “Aku butuh istirahat. Tolong jangan paksa aku melihat terus apalagi menatap gawai pandaimu!” Tapi kau terus memaksaku. Dalam gelap maupun terang, aku dipaksa waspada. Bahkan ketika tubuhmu rebah, jari-jarimu masih mencari notifikasi. Pernahkah kau merasa seperti ada pasir menempel di kelopakmu? Atau pandanganmu kabur setelah menatap layar terlalu lama? Itu ...

Tak Lagi Mengejar Sorot, Gisella Mencari Suara

Di balik gemerlap gaun malam dan sorotan kamera, ada Gisella Karina Emaputri—perempuan yang tak hanya tahu cara melangkah anggun di panggung, tapi juga cara mengatur ritme hidupnya dengan presisi seorang insinyur. Ia bukan hanya beauty queen. Ia adalah mahasiswi Teknik Industri di Sampoerna University, yang kini juga berjuang untuk kelulusannya. Banyak orang berpikir dunia pageant hanya soal penampilan. Tapi Gisella tahu, tampil memukau tak cukup tanpa manajemen waktu yang disiplin dan strategi hidup yang efisien. Ilmu teknik industri mengajarkannya bahwa segala sesuatu, bahkan mimpi, perlu dirancang dengan sistem yang kuat. Maka ia membagi harinya untuk kuliah, latihan menari, sesi modeling, dan kompetisi pageant—semuanya berjalan dalam satu sistem yang ia bangun sendiri. Dan hasilnya tak main-main: 1st Runner Up Miss Grand Tourism 2024, Miss Intelegensia Miss Grand Tourism, Best Evening Gown Miss Celebrity International, hingga masuk Top 15 di ajang internasional. Bukan keberuntungan...

Menemukan Bunyi yang Hilang: Perjalanan Emosional di Balik Album Stilasi

Aku duduk di tengah ruangan Dua Belas Space , dikelilingi wajah-wajah yang tenang namun penuh semangat. Hari itu, 25 April 2025, aku merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Sebuah kehormatan bisa menghadiri launching album Stilasi sekaligus pemutaran music video "Mesem" garapan Nusantara Rythem. Tak hanya itu, diskusi budaya bersama Mas Rendra Agusta dan pemaparan dari Mas Ali Gardy Rukmana membuat sore itu terasa penuh makna. Ada rasa haru ketika menyaksikan video " Mesem "—tentang teman-teman difabel Situbondo. Rasanya seperti sedang menatap cermin, menyadari bahwa mereka adalah bagian dari kita, hanya dalam bentuk yang lebih istimewa. Lebih dari itu, pertemuan itu membawaku pada momen perenungan panjang, tentang musik, tentang budaya, dan tentang siapa kita sebagai manusia. Stilasi, Bunyi yang Lahir dari Perenungan Album Stilasi bukan sekadar kumpulan musik—ia adalah refleksi panjang, perenungan dalam tentang budaya dan identitas. Karya ini digarap o...

Belajar Jadi Perempuan Tangguh ala Gisella Karina Emaputri

Namanya Gisella Karina Emaputri. Hari itu, di bawah lampu-lampu sorot yang memantulkan gemerlap panggung, nama Gisella diumumkan sebagai 1st Runner-Up Miss Grand Tourism Indonesia 2024. Suara gemuruh penonton tak bisa menutupi getar pelan dari napasnya yang tercekat. Tangannya refleks menggenggam ujung gaun, bibirnya bergetar antara terkejut dan syukur. Dan hal pertama yang ia lakukan adalah memeluk mama. "Tanpa Mama, aku nggak akan di sini," ungkapnya. Bagiku, ada yang istimewa dari pelukan itu. Ada rasa lega yang tumpah, bahagia yang mengalir pelan, juga bangga, pada diri sendiri, pada setiap latihan yang Gisella lalui, dan pada keberanian untuk mencoba sesuatu yang baru. Langkah Awal dari Dunia Baru Miss Grand Tourism Indonesia 2024 adalah pageant pertama yang diikuti Gisella. Meski baru pertama kali, langkahnya tidak ragu dan sorot matanya penuh keyakinan. Dunia ini memang asing baginya—panggung yang dipenuhi sorak, gaun panjang yang berkilau, serta aturan-aturan tak tert...

Anak Muda Situbondo Ini Buktikan Kalau Mimpi Tak Perlu Izin Siapa-Siapa

Kredit: Instagram @annisapch Tak banyak yang tahu bahwa di balik panggung megah Kakang Embhug Situbondo dan Raka Raki Jawa Timur, ada kisah perjuangan yang luar biasa dari seorang pemudi Situbondo bernama Annisa Putri Chesillia Haq. Ia bukan hanya seorang remaja Situbondo yang cerdas dan berbakat, tapi juga sosok inspiratif yang tekun mengejar mimpi—bahkan ketika jalannya dipenuhi tantangan, ia tak mundur. Pertemuan yang Membuka Mata, Sosok Annisa di Balik Panggung Foto bersama  Annisa Putri Chesillia Haq, Gustaf Navi Isbat, dan Dinda Septi W.H. usai premiere film pendek Lastarè (fotografer: Syah Arif Fammada) Aku pertama kali bertemu Annisa saat dia menjadi pembawa acara di malam premiere film pendek Lastarè bersama Pintu Project. Saat itu, Annisa tampil elegan berdampingan dengan Gustav Nafi Isbat, yang juga menjadi pemenang Kakang Embhug Situbondo dan yang menjadi pasangannya dalam Raka Raki Jawa Timur 2024. Sikapnya tenang, pembawaannya santun, dan setiap kata yang ia ucapkan t...

Aril 'Ayeng', Pemuda Situbondo yang Melukis dengan Hati

Kredit:  Aril "Ayeng" Aku ingat pertama kali melihat karya Aril "Ayeng" pada poster film Lastarè yang ia buat, ada sesuatu yang khas—goresannya terasa hidup, seakan punya cerita sendiri. Poster itu menangkap esensi film dengan begitu kuat: kesedihan, kehilangan, dan perjalanan batin seseorang. Sosok yang berdiri di atas makam dengan kaki telanjang, dikelilingi serpihan kenangan yang berserakan, memberikan nuansa mendalam yang bikin aku langsung jatuh cinta dengan karyanya. Aku dan teman-teman Pintu Project minta tolong dia buat poster ini, dan hasilnya jauh di atas ekspektasi—detailnya, pemilihan warnanya, semuanya terasa pas. Namun yang lebih mengejutkan, ternyata Aril berasal dari Situbondo, sama seperti aku. Aku baru tahu setelah poster ini jadi, dan rasanya seperti menemukan saudara sejiwa dalam seni. Bayangkan, di antara begitu banyak orang, ternyata ada seseorang dari kota kecil yang punya bakat besar dan visi yang sama. Itu membuatku semakin yakin bahwa kreat...